Ilmu Kesehatan Olahraga
 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Olahraga menyehatkan! Inilah ungkapan 
masyarakat. Masyarakat meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan. 
Tetapi bagaimana olahraga dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus
 melakukan olahraga untuk menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu
 diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olahraga dengan kesehatan, 
bagaimana cara melakukan olahraga untuk kesehatan dan berapa berat 
olahraga harus dilakukan agar orang menjadi lebih sehat. Perlu diketahui
 bahwa pada awal abad 21 usia harapan hidup diperkirakan mencapai 70 
tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah orang usia lanjut, yang 
diperkirakan pada tahun 2005 ini mencapai jumlah 19 juta orang atau 8,5%
 dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari sudut pandang 
kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para usia 
lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi 
beban berat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Mengapa perlu Olahraga?
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup 
tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak
 adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah 
meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih 
hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga 
yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti 
mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti 
meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) 
merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga 
sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina 
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti halnya makan, olahragapun 
hanya akan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka 
yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, 
maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton orang makan, artinya 
ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan tidak akan dapat
 memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang 
pertumbuhan dan perkem-bangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. 
Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas 
emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya 
bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada 
generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang 
tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: 
Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 
1992). Penulis meyakini benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi para 
lansia yang aktif dalam olahraga.
Olahraga Kesehatan
Olahraga Kesehatan adalah Olahraga untuk 
memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, 
sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga 
sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap 
aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang 
bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau mengatasi 
keadaan gawat-darurat.
Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam 
gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti 
sebaliknya. Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan 
nikmat ! Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : 
menelantarkan diri!
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam 
kehidupan “Duniawi”, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, 
disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non-infeksi 
(penyakit bukan oleh karena infeksi), di antaranya yang terpenting 
adalah penyakit jantung-pembuluh darah (penyakit jantung, tekanan darah 
tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia madya, 
tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan Olahraga dan/ atau tidak 
menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang
 yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia 
menganiaya dirinya sendiri ! Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka
 mereka akan merasa rugi manakala tidak dapat melakukan Olahraga, 
misalnya karena hujan. 
B. Konsep Kesehatan Olahraga 
adalah: Padat gerak, bebas stress, 
singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massaal, mudah, murah,
 meriah dan fisiologis (bermanfaat dan aman)! Massaal : Ajang 
silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial! Jadi 
Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan 
Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO! Adekuat artinya 
cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam
 intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka intensitas 
berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi 
tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menurut Cooper (1994), 
intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu apabila denyut nadi 
latihan mencapai 65-80% DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maximal sesuai umur
 = 220-umur dalam tahun).
Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri 
sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah
 : Siapa yang makan, dialah yang kenyang! Siapa yang mengolah-raganya, 
dialah yang sehat! Tidak diolah berarti siap dibungkus! Klub Olahraga 
Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan.
Sehat adalah nikmat karunia Allah yang 
menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan! Karena itu syukurilah 
nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara serta meningkatkan 
derajat sehat dinamis Anda melalui gerak, khususnya melalui Olahraga 
Kesehatan!
Olahraga kesehatan dapat dilaksanakan 
secara massaal misalnya : jalan cepat atau lari lambat (jogging), senam 
aerobik, senam pernafasan dan olahraga-olahraga massaal lain yang 
sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh 
sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk 
berpikir, karena Peserta harus memperhatikan dan segera menirukan gerak 
instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakan-gerakannya 
tidak dapat dihafalkan! Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan 
terhadap proses berpikir menjadi berkurang.
Olahraga Kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi 
akan lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) 
apabila dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan 
dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena 
masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana 
lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang 
disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi 
para Pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan 
diterapkannya Olahraga Kesehatan adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan 
di antara sesama Pelaku, oleh karena mereka semua merasa dapat dan mampu
 melakukan Olahraga Kesehatan dengan baik secara bersama-sama.
  
BAB II
OLAHRAGA
Jenis Olahraga 
a. Manfaat Olahraga
Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan :
- Aerobik      adalah : Olahraga yang 
dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan      oksigen masih dapat
 dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang,      bersepeda.
 
- Anaerabik      adalah : Olahraga dimana 
kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya      oleh tubuh. 
Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan,      bulu 
tangkis.
 
- Denyut nadi istirahat menurun.
 
- Isi sekuncup bertambah.
 
- Kapasitas bertambah.
 
- Penumpukan asam laktat berkurang.
 
- Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
 
- Meningkatkan HDL Kolesterol.
 
- Mengurangi aterosklerosis.
 
Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada :
- Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
 
- Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.
 
Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.
Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.
Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
- Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.
 
- Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.
 
- Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.
 
- Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
 
Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.
Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
Penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12 minggu.
- Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
 
- Meningkatkan HDL kolesterol.
 
- Mengurangi aterosklerosis.
 
- C.  Persiapan Sebelum Olahraga
- Pilih olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.
 
- Sebaiknya sebelum melakukan olahraga 
dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan 
jenis olahraga yang cocok (tes pembebanan/stress test) terutama bila :
 
 
- Ada keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada.
 
- Berpenyakit seperti penyakit jantung koroner, asma, kencingmanis, hipertensi, dll.
 
- Berusia diatas 30 tahun.
 
- Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang sesuai dan nyaman.
 
- Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2 jam. 
 
- Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis (manis jambu). 
 
- D. Olahraga Yang Baik Dan Benar
- Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut.
 
- Dapat dilakukan dimana saja, dengan 
memperhatikan lingkungan yang mana dan nyaman, bebas polusi, tidak 
menimbulkan cedera. Misalnya : dirumah, tempat kerja, dan dilapangan.
 
- Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, berganti-ganit jenisnya supaya tidak monoton.
 
- Dilakukan secara bertahap dimulai dari 
pemanasan 5 – 10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan
 diakhiri dengan pendinginan selama 5 – 10 menit.
 
- Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3 – 5 kali per minggu.
 
- Intensitas latihan :
 
 
- Untuk meningkatkan daya tahan tubuh 
harus mencapai 70% – 85% denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut 
nadi maksimal yang dihitung berdasarkan : DNM = 220 – UMUR
 
- Untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih ringan yaitu 60 – 70 % DNM.
 
Contoh :
Orang dengan usia 40 tahun akan mempunyai:
DNM = 220 – 40 = 180.
Untuk membakar lemak orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi mencapai :
60% x 180 = 108 s/d 70% x 180 = 126.
- Waktu. Mulai semampunya, ditambah secara
 perlahan-lahan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) perlu 
waktu antara 1/2 – 1 jam, untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama 
(lebih dari satu jam).
 
- Yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga
 
- Yang Tidak Dianjurkan Berolahraga
 
- Jangan      langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan lunak/cairan      seperti bubur kacang hijau.
 
- Minumlah      secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi.
 
- Gantilah      pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.
 
- Bila      sedang demam.
 
- Untuk      olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan pada, nyeri pada sendi      terutama pada lutut.
 
- Penyakit-penyakit      :
 
- Tekanan darah tinggi tidak terkontrol.
 
- Kencing manis tidak terkontrol.
 
- Kelainan katup jantung.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
KEBUGARAN JASMANI
A. Komponen Kebugaran Jasmani
 
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan 
sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang 
berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran 
jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi 
kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical 
Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related
 Physical Fitness). Dalam buku panduan ini hanya dijelaskan komponen 
kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan. 
1. Komposisi tubuh
- Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT).
 
- Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung menurun setelah berumur 60 tahun.
 
- Memberi bentuk tubuh.
 
- Pengukuran : Skinfold callipers, IMT, IMT = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan Dalam M2)
 
- Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh : hipeplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan.
 
- Obesitas pada orang dewasa oleh : hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta output yang kurang.
 
2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh
- Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
 
- Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
 
- Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki.
 
- Anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
 
- Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.
 
- Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi kerja otot.
 
- Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah mengalami cedera).
 
- Pengukuran: Duduk tegak depan (Sit and reachTest) Flexometer.
 
3. Kekuatan Otot
- Adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakankemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatutahanan.
 
- Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari wanita (Testoteronmerupakan anabolik steroid).
 
- Diukur dengan dinamometer.
 
4. Daya tahan jantung paru
- Kemampuan jantung, paru dan pembuluh 
darah untukberfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambilO2 
secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama 
jaringan aktif sehingga dapatdigunakan untuk proses metabolisme tubuh.
 
- Kemampuan otot-otot besar untuk melakukan pekerjaan cukup berat dalam waktu lama secara terus menerus.
 
- Merupakan komponen kebugaran jasmani terpenting.
 
- Pengukuran : test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test,Ergocycles test.
 
5. Daya tahan otot
- Merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal 
secaraberulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalamsuatu 
waktu tertentu.
 
- Mengatasi kelelahan.
 
- Pengukuran : Push up test, Sit up test.
 
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
- Umur.      Kebugaran 
jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia      
25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari  
    seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin
      berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
 
- Jenis      Kelamin. 
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki      hampir 
sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak      
laki-laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar.
 
- Genetik.      Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas,      haemoglobin/sel darah dan serat otot.
 
- Makanan.      Daya 
tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %).      
Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olah raga 
     yang memerlukan kekuatan otot yang besar.
 
- Rokok.      Kadar CO 
yang terhisap akan mengurangi nilai      VO2 maks, yang berpengaruh 
terhadap daya tahan, selain itu menurut      penelitian Perkins dan 
Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar      pengeluaran energi dan
 mengurangi nafsu makan.
 
 
 
 
PERHATIAN!
Jika ada seseorang dengan gangguan jantung, hipertensi, nyeri dada, 
pusing, kehilangan kesadaran, masalah tulang dan sendi, asma, sesak 
napas atau hamil sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum berolah raga.
BAB IV
PENUTUP 
A. Kesimpulan
Yang sangat perlu difahami adalah bahwa 
olahraga berat dapat menjadi pemicu terjadinya episode klinis yang dapat
 berwujud sebagai serangan jantung atau stroke yang mematikan, namun hal
 itu hanya mungkin terjadi pada orang-orang yang telah mengalami 
penyempitan pembuluh darah yang telah mencapai stadium kritis. Yang juga
 sangat perlu pula difahami adalah bahwa apakah seseorang telah masuk 
pada olahraga berat atau belum, bersifat sangat individual, dan hal 
demikian umumnya terjadi pada cabang-cabang olahraga permainan misalnya 
tennis dan bulutangkis, karena pada cabang-cabang olahraga demikian 
sangat mungkin terjadi pembangkitan emosi (emotional arousal) yang tidak
 terkendali yaitu apabila seseorang ingin memenangkan permainan itu, apa
 lagi bila disertai taruhan walaupun hanya taruhan semangkok bakso ! 
Oleh karena itu Olahrga Kesehatan merupakan bentuk olahraga yang paling 
aman bagi pembinaan kesehatan.
Buku panduan ini sebagai acuan petugas 
kesehatan dalam memberikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan 
aktifitas fisik dan atau olahraga yang baik dan benar sehingga 
bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan dan derajat kebugaran.
Untuk melengkapi pengetahuan yang diperlukan, diharapkan petugas 
kesehatan dapat membaca/mempelajari buku-buku lain mengenai kesehatan 
olahraga.
Walaupun inaktivitas (ketiadaan gerak/olahraga) hanya merupakan 
faktor risiko minor bagi kejadian penyakit kardio-vaskular, tetapi 
meniadakan faktor ini dengan melakukan aktivitas fisik (olahraga 
kesehatan) menghasilikan manfaat yang sangat besar karena olahraga 
kesehatan:
- Merupakan upaya pencegahan dan rehabilitasi yang sangat fisiologis, mudah, murah, meriah dan massaal;
 
- Dapat memperkecil pengaruh faktor-faktor
 risiko lain termasuk dua faktor risiko utamanya (kecuali merokok), 
dibandingkan dengan bila orang itu tidak melakukan olahraga kesehatan 
(Or-Kes),
 
- Dapat menjangkau aspek rokhani dan aspek sosial untuk menuju derajat sehat yang lebih tinggi sesuai batasan sehat WHO.
 
Olahraga Kesehatan sebagai sarana 
pencegahan dan rehabilitasi perlu difahami secara mendalam oleh karena 
manfaat dan keamanannya berhubungan erat dengan intensitas pelaksanaan.
Sehat dan Kesehatan.
- Sehat merupakan nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala 
nikmat dan dasar bagi segala kemampuan, karena itu perlu selalu 
disyukuri.
 
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan 
hakekatnya adalah mensyukuri nikmat sehat karunia Allah : cara 
terpenting, termurah dan fungsional (fisiologis) adalah Olahraga 
Kesehatan.
 
- Acuan Sehat adalah Sehat Paripurna dari 
Organisasi Kesehatan Dunia yaitu Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, 
bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
 
Olahraga – Gerak :
- Gerak adalah ciri kehidupan.
 
- Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup.
 
- Meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup.
 
- Olahraga adalah serangkaian gerak raga 
yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan 
gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup.
 
- Olahraga merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial menuju sejahtera paripurna.
 
- Hanya orang yang mau bergerak-berolahraga yang akan mendapatkan manfaat dari Olahraga.
 
Olahraga Kesehatan :
- Intensitasnya sedang, setingkat di atas 
intensitas aktivitas fisik untuk menjalani kehidupan sehari-hari, harus 
dilakukan dengan santai dan tanpa beban-beban emosional.
 
- Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan 
dinamis yaitu sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan
 gerak kehidupan sehari-hari (kemandirian dalam peri kehidupan 
bio-psiko-sosiologik), bukan untuk tujuan prestasi.
 
- Bersifat padat gerak, bebas stress, 
singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), efisien, adekuat, mudah, murah,
 meriah, massaal, fisiologis (bermanfaat & aman).
 
- Massaal : – Ajang silaturahim ( Sejahtera Rohani dan Sosial
– Ajang pencerahan stress ( Sejahtera Rohani
– Ajang komunikasi sosial ( Sejahtera Sosial
Ketiga hal diatas merupakan pendukung untuk menuju Sehatnya WHO yaitu Sejahtera Paripurna. 
 
Kondisi Pemahaman Olahraga saat ini.
- Waktu : Olahraga masih banyak diartikan 
sebagai kegiatan yang memerlukan banyak waktu, sehingga orang-orang yang
 sangat sibuk akan menganggap kegiatan olahraga sebagai membuang-buang 
waktu.
 
- Olahraga masih banyak diartikan sebagai 
olahraga kecabangan dan dikaitkan dengan sarana dan prasarana yang 
mahal, sehingga menyebabkan pelaksanaannya mengalami banyak hambatan.
 
- Olahraga Kesehatan : masih banyak yang 
belum memahami arti, manfaat dan tata-laksananya, sehingga masih lebih 
banyak orang yang memilih olahraga permainan kecabangan yang dampak 
risikon