Hampir semua reaksi 
biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air 
dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan 
di luar sel (cairtan ekstra sel) harus dipertahankan tetap seimbang. 
Keseimbangan  cairan intra sel dan cairan ekstra sel tujuannya untuk 
transmisi impuls saraf dan kontraksi otot yang penting saat melakukan 
olahraga.
Hal lain yang sangat penting selama melakukan olahraga 
adalah mempertahankan atau memelihara suhu tubuh. Oleh karena, kontraksi
 otot menghasilkan energi. Energi yang terbentuk dari kontraksi otot 
sebagian besar berupa energi panas yaitu sebanyak 75% dan sisanya 25% 
berupa energi gerak.
Kontraksi otot selama berolahraga 
menghasilkan peningkatan produksi energi panas. Panas yang terbentuk 
dialirkan secara cepat dari otot melalui darah ke permukaan tubuh. Panas
 tubuh kemudian dibebaskan ke atmosfer lewat keringat yang keluar dari 
tubuh.
Panas tubuh yang terjadi pada saat berolahraga akan sangat
 berbahaya apabila tidak ada upaya proses pendinginan tubuh. Banyak 
usaha tubuh untuk melakukan proses pendinginan tubuh, salah satunya 
adalah berkeringat.
Kebutuhan Air
Air 
tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan 
sehari-hari. Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari sesuai dengan
 banyaknya air yang keluar atau yang hilang dari tubuh.
Pada 
keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik 
minimal serta tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa membutuhkan 
air sebanyak 1500 –2000 ml sehari. Sumber air untuk kebutuhan tubuh 
biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan, minuman dan 
baverage.
Saat berolahraga kebutuhan air tentu akan lebih banyak 
dibanding dalam keadaan istirahat. Oleh karena saat berolahraga suhu 
tubuh meningkat dan tubuh menjadi panas. Tubuh yang panas berusaha untuk
 menjadi dingin dengan cara berkeringat.
Banyaknya keringat yang 
keluar tergantung dari ukuran tubuh, jenis olahraga, intensitas 
olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis
 pakaian atlet. Keringat yang keluar  saat olahraga sebagian besar 
terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit. Perubahan 
status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh peningkatan 
produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang sedikit. Defisit
 air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk keringat saat
 berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap olahraga. 
Sedangkan, defisit air 3% sampai dengan 10% dari berat badan selama 
mengikuti olahraga menyebabkan penurunan prestasi olahraga, meningkatkan
 risiko cedera, serta berbahaya untuk atlet.
Pemberian cairan 
pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk mempertahankan 
keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekwat 
ditujukan untuk mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan, 
misalnya heat exhaustion, heat stroke. Nasihat yang paling baik saat 
berolahraga untuk mencegah kekurangan cairan adalah minum air sebelum, 
selama dan setelah berolahraga. Minum air jangan menunggu sampai rasa 
haus timbul. Oleh karena, rasa haus tidak cukup baik sebagai indikator 
keinginan  untuk minum. Keinginan minum air lebih banyak dan lebih 
sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi fisiologis. Rasa haus 
baru timbul apabila tubuh telah mengalami kekurangan air (dehidrasi).
Penggantian
 air yang adekwat selama berolahraga sangat penting untuk memelihara 
penampilan yang optimal dan memelihara kesehatan. Minumlah air 30 – 60 
menit sebelum bertanding sebanyak 150 –250 ml. Air dingin kira-kira 10 o
 C lebih baik dari pada air hangat. Oleh karena air dingin lebih cepat 
diserap oleh usus, sehingga waktu pengosongan lambung lebih cepat. 
Pemberian air dalam jumlah yang sama dianjurkan pada atlet saat 
beristirahat diantara pertandingan. Selama bertanding, atlet dianjurkan 
minum secara teratur setiap 10 – 15 menit sebanyak 150 – 250 ml air 
dingin.
Segera setelah bertanding, pemberian minuman ditujukan 
untuk mengganti cairan yang hilang dan mendinginkan tubuh. Atlet setelah
 pertandingan harus segera minum air dingin sebanyak 150 – 250 ml. 
Selanjutnya atlet dapat minum air yang mengandung karbohidrat, 
elektrolit dan mineral serta vitamin.
Penelitian menunjukkan 
bahwa penggantian air akibat keringat yang keluar lebih penting daripada
 penggantian elektrolit. Kasus kehilangan elektrolit yang serius atau 
ketidak seimbangan elektrolit pada atlet jarang terjadi dibanding 
dehidrasi akibat defisit air. Kekecualian misalnya terjadi pada atlet 
yang melakukan olahraga sangat berat di bawah cuaca panas dan kelembaban
 tinggi. Keringat yang keluar jumlahnya sangat banyak, selain air juga 
mengandung elektrolit. 
Kebutuhan Elektrolit
Cairan
 tubuh selain mengandung aiar juga mengandung bahan lain yang diperlukan
 oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri 
dari kation dan anion. Katiaon utama dalam cairan tubuh adalah sodium 
(Na+) dan potasium (K+), sedangkan anion utama adalah klorida (Cl-).
Sodium
 merupakan kation yang terbanyak di dalam cairan ekstra sel dan 
bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolalitas cairan ekstra sel. 
Asupan sodium berkisar antara 3 – 8 gram (130-250 meq) per hari. Makanan
 sumber utama sodium adalah garam dapur. Selain itu sodium banyak 
didapat pada keju dan makanan olahan lainnya.
Potasium merupakan 
kation terpenting di dalam cairan intra sel. Asupan potasium berkisar 
antara 2 – 6 gram (50-150 meq) per hari. Makanan sumber utama potasium 
adalah daging, buah-buahan. Secara umum potasium banyak terdapat pada 
pisang, orange juice. Keringat merupakan cairan hipotonik dibanding 
dengan plasma. Konsentrasi elektrolit dalam keringat juga lebih rendah 
dibandiong dengan cairan tubuh lainnya. Sodium dan klorida merupakan 
elektrolit yang paling banyak ditemukan dalam keringat, namun jumlahnya 
hanya sepertiga dari yang ditemukan di plasma. Sedangkan potasium dan 
magnesium dalam keringat jumlahnya sangat kecil.
Sodium hilang 
terutama melalui keringat yang berlebihan. Oleh karena itu atlet yang 
mengalami pengeluaran keringat yang sangat banyak harus diperhatikan 
penggantian sodium. Hiponatremi yang terjadi pada atlet dapat 
mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot sehingga berpengaruh 
terhadap prestasi olahraga. Potasium yang hilang melalui keringat 
jumlahnya sangat sedikit. Potasium yang disimpan di dalam sel tubuh 
jumlahnya sangat banyak dan tidak terpangaruh oleh hilangnya potasium 
melalui keringat. Beberapa ahli percaya bahwa kehilangan potasium dalam 
keringat akan mempengaruhi prestasi olahraga.
Konsentrasi sodium 
dan potasium pada keringat dipengaruhi oleh jumlah keringat yang keluar.
 Berdasarkan hasil penelitian para ahli, jumlah keringat sebanyak 200 ml
 per jam menyebabkan kehilangan cairan yang mengandung 12 mmol sodium 
dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium. Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml
 per jam mengakibatkan kehilangan cairan yang mengandung 40 mmol sodium 
dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium.
Penelitian menunjukkan bahwa
 suplemen sodium dan potasium tidak diperlukan selama olahraga yang 
berlangsung simgkat (1 jam atau kurang). Garam yang tersedia pada 
makanan sehari-hari sudah cukup mempertahankan keseim-bangan sodium dan 
potasium selama bertanding pada olahraga tingkat sedang.
Cairan dan Elektrolit pada Olahraga Endurance
Olahraga
 endurance yang berlangsung lama di tempat yang panas dapat menyebabkan 
gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Keseimbangan air dan 
elektrolit sangat penting pada atlet cabang olahraga endurance. Oleh 
karena akan mengganggu produksi energi dan pengaturan suhu tubuh. Cairan
 sangat penting untuk mengalirkan zat gizi dan oksigen ke dalam otot 
skelet untuk tujuan berkontraksi. 
Hasil penelitian menunjukkan, 
lari marathon mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter per jam. Sedangkan 
lari marathon dalam cuaca panas dan kelembaban tinggi dapat kehilangan 
keringat sebanyak 2,8 liter per jam. Pelari  ultramaraton sejauh 50 mil 
yang ditempuh selama lebih dari 8 jam, selain kehilangan air yang banyak
 juga kehilangan elektrolit. 
Penggantian cairan pada atlet 
endurance apabila hanya minum air tawar dapat menyebabkan hiponatremi. 
Oleh karena dalam tubuh jumlah air dan sodium tidak seimbang. Untuk itu,
 pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini 
dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga untuk 
mencegah hipoglikemik. 
Beberapa penelitian melaporkan bahwa 
cairan yang mengandung karbohidrat 5-10% tidak mengganggu atlet. 
Sedangkan pemberian karbohidrat melebihi 10 % dapat menimbulkan 
peningkatan gula darah yang akan merangsang produksi hormon insulin. 
Peningkatan hormon insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia.
Sedangkan
 minuman atlet (sports drinks) yang mengandung suplemen sodium dan 
potasium yang berlebihan akan mengganggu kontraksi otot yaitu akan 
terjadi “cramp” otot. Selain itu intake sodium yang berlebihan mempunyai
 risiko tinggi terjadinya hipertensi pada atlet. 
Spors drinks 
umumnya mengandung karbohidrat 5-7%. Konsentrasi karbohidrat dalam 
cairan ini secara ilmiah tidak mengganggu proses pengosongan lambung. 
Sedangkan, sodium biasanya 10-20 mmol/L dan dapat  membantu keseimbangan
 elektrolit dalam tubuh. 
Penutup
Saat 
berolahraga suhu tubuh meningkat. Keringat yang keluar saat berolahraga 
mempunyai tujuan untuk proses pendinginan tubuh. Keringat yang keluar 
sangat banyak pada olahraga endurance selain mengandung air juga 
mengandung elektrolit.
Pemberian cairan harus dilakukan secara 
terencana dan terprogram. Cairan yang diberikan juga harus mengandung 
elektrolit juga mengandung karbohidrat dengan konsentrasi tertentu.
Bagus pak lanjutkan
BalasHapusShootercasino: Best Casino Online in the USA with $5000 Bonus
BalasHapusVisit Shootercasino and discover how to win real money at one of the best 제왕카지노 online casinos, 온카지노 including one 메리트카지노 of the world's top slot machines.